Mencoba Tinggalkan Bayangmu
Malam itu adalah malam pergantian tahun, atau yang lebih dikenal dengan istilah tahun baru,, euforia cantiknya kembang api mulai terasa di menit-menit pergantian tahun. Tidak banyak yang aku bisa lakukan di malam itu. Seperti putri di negri dongeng yang terkurung dalam khayalan-khayalan indah. Untuk ikut bernostalgia di malam tahun baru bersama teman-teman semasa SMA pun aku tak dapat izin dari sang bunda. Untuk hal seperti ini mamah selalu punya dua alasan. Alasan pertama, aku masih selalu di anggap anak kecil.
Malam itu adalah malam pergantian tahun, atau yang lebih dikenal dengan istilah tahun baru,, euforia cantiknya kembang api mulai terasa di menit-menit pergantian tahun. Tidak banyak yang aku bisa lakukan di malam itu. Seperti putri di negri dongeng yang terkurung dalam khayalan-khayalan indah. Untuk ikut bernostalgia di malam tahun baru bersama teman-teman semasa SMA pun aku tak dapat izin dari sang bunda. Untuk hal seperti ini mamah selalu punya dua alasan. Alasan pertama, aku masih selalu di anggap anak kecil.
“nah lhoooo,,, aku kan udah umur 20 tahun mah, semester 5 lhoo aku, sekitar dua tahun lagi insyaallah aku lulus kuliah, gumamku dalam hati”.
Alasan kedua, suasana malam di kota sangat tidak baik, pergaulan di sana bahkan tidak pernah mengenal aturan.
“Hmmp,, ya ampuunn ini kan masih kota Serang mah bukan Jakarta,, toh aku juga bukan keluyuran sendiri yang gg jelas, tapi sama temen-temen yang sebagian besar udah mamah kenal dengan sangat baik, jawabku pelan”.
“iyah mamah tahu, tapi mamah yakin kamu paham betul makna dari alasan-alasan mamah, jawab mamah dengan bijak”.
Aku tidak bisa mendesak mamah untuk memberikan izin, aku takut mamah akan sedih bila ada bantahan di tengah perhatiannya, aku tahu semua kekhawatirannya semata-mata karena ingin melindungi dan menjagaku. Sepeninggalnya ayah beberapa tahun silam, mamah memang berubah jadi over protektif, untuk sebuah keselamatan anak-anaknya beliau lebih rela di hujat banyak orang daripada akan ada apa-apa nanti. Di rumah memang tak ada lelaki dewasa yang bisa benar-benar melindungiku, kedua kakak priaku telah menikah dan tinggal bersama keluarga kecilnya masing-masing, di rumah hanya ada aku, mamah dan kakak wanitaku dengan perbedaan usia 3 tahun. Jadi wajar saja bila mamah merasa memiliki tanggungjawab yang sangat lebih. jika terjadi apa-apa dengan putrinya, ia akan merasa sangat berdosa. Oleh karenanya, sebelum hal itu terjadi, beliau lebih memilih untuk menjagaku dengan caranya.
Di tengan perbincangan itu,, mamah memetikkan ibu jari dan jari tengahnya, pertanda memberikan ide.
“hmmmp,, untuk menghabiskan malam tahun baru, gimana kalo kamu ikut acara mamah” usul mamah.
“Acara apa mah?" tanyaku.
“kamu ikut mamah pengajian di pendopo kantor Bupati, Serang.. gimana??” tanya mamah.
Dengan spontan aku mengangkat sebelah alisku, “hmmp, ya udah deh aku mau, daripada di rumah, pastinya nanti aku akan benar-benar jadi gadis di negri dongeng yang merindukan dunia luar,” jawabku dengan ekspresi seadanya.
“Nahh gitu dooong, ini baru namanya anak mamah,” ucap mamah sambil mencium keningku.
Dalam perjalanan menuju kantor bupati, mataku terasa disuguhkan dengan pemandangan indah tahun baru. Banyak sekali penjual dadakan yang mencoba peruntungannya di malam ini,, dengan mencoba berjualan pernak-pernik dan makanan khas tahun baru. Para penjual terompet, petasan, kembang api, dan balon berjejer menawarkan barang dagangannya. Bahkan karena maraknya penjual, para konsumen terlihat dibuat bingung untuk membelinya. Asap jagung bakar pun seolah menggoda para penikmat tahun baru untuk sekedar mencicipinya. Dan yang tak kalah menarik,, ada pasar malam di Alun-alun kota Serang, terlihat sesak, orang-orang mencoba menghibur dirinya dengan sekedar berbelanja, menikmati wahana permainan atau makan bersama dengan sang kekasih hati. “Oohh tidak, sepertinya malam ini memang tak ada pangeran menjemputkuku, huufftt jadi merasa sedikit cemburu dengan mereka, ucapku lirih sambil memonyongkan bibir”.
“tapi aku tetap bersyukur masih diberi kesempatan untuk bisa melihat pemandangan seelok ini,, semoga nikmat sehat-Mu yang tak terkira banyaknya ini, selalu menjadikanku untuk tetap bersyukur, ucapku dalam hati dengan mimik takjub”.
Dan ternyata di pendopo kantor bupati pun tak kalah sesak,, para jamaah berlomba-lomba untuk menempati posisi terdepan, katanya akan ada penyanyi lokal Banten yang pernah melanglang buana di stasiun TV swasta, presenter yang cukup terkenal di acara dakwah, juga ustadz yang cukup membumi di Banten dan hiburan lainnya yang tak kalah menarik.
Anehnya,, di tengah acara ini berlangsung,, tiba-tiba aku teringat sebagian kenangan masa laluku.. Aku seperti orang dengan raga yang tertinggal di pendopo, sementara pikiran dan nyawaku berkunjung menjelajah kembali ke masa lalu.
Dia,, pria itu... pria yang baru 2 tahun lalu ku kenal. Tampan, baik dan dewasa,, Ia adalah mantan kekasihku. 100 hari bersama,, ternyata cukup untuk membuatnya berkarat dalam ingatanku . Aku tak pernah tahu, kenapa hingga kini ia masih cukup berarti untuk hidupku. Kami sama-sama mengakui bahwa kami masih saling merindukan satu sama lain. Ketemu, jalan dan makan bareng adalah hal yang biasa kami lakukan untuk sekedar mengobati rindu itu.
Kadang ia masih suka mengirimiku pesan singkat yang manis,, hingga aku merasa aku adalah wanita terbahagia di dunia. Ini adalah salah satu pesan singkatnya.
“tak apa, kalau kamu masih malu untuk bilang sayang kembali, tapi yang penting hatimu masih tersimpan indah dalam hatiku”
Heiii pria yang menjadi mantan kekasihku,, tahukah kamu,, aku malah seperti wanita gila ketika membaca pesan singkatmu itu, loncat-loncat bahagia layaknya anak kecil yang mendapatkan hadiah balon, dan senyum-senyum sendiri seperti penghuni RSJ yang melarikan diri. Dan tahukah kamu,, Itu adalah pertanda bahagianya aku ketika ku tahu kau masih memiliki rasa yang sama.
Jujur,,, hingga kini aku masih menyayangimu, aku tak pernah mampu untuk menggantikan namamu dengan nama yang lain. Bahkan aku lebih memilih untuk menolak cinta 5 pria lain, daripada menghapus namamu. Aku tahu 5 pria itu kecewa karenaku, tapi aku tak dapat membohongi perasaanku bahwa kamu masih cukup berarti untuk hidupku.
Jika kamu izinkan,, rasanya aku ingin kembali menjadi satu-satunya wanitamu.. malam ini aku bukan seperti jamaah yang khusu mendengarkan tausiyah di tempat pengajian.. tapi aku seperti menjadi tokoh utama di sinetron Lorong Waktu, acara ramadhan semasa aku SMP. Di lorong waktu ini aku seolah dikirimkanku ke cerita cinta masa lalu.. Ya benar kamu memang masa laluku,, tapi aku ingin kamu menjadi teman masa depanku,, bersama dalam sisa hidupku sampai Tuhan akan memanggil kita nanti.
Aku cukup bahagia dengan semua itu,, tapi entah aku merasa kini kamu berbeda.. kamu tak lagi bersikap semanis beberapa waktu yang lalu.. Tak ada lagi kata rayuan,, tak ada lagi kalimat gombalan dan tak ada lagi ucapan manis bahwa kamu masih menyayangiku sebagai mantan kekasihmu. Pikiranku terbang hingga ke awang mencoba menerka apa yang sedang terjadi denganmu,, banyak terkaan yang bisa menggalaui hatiku malam itu.. Dari mulai, sepertinya kamu sedang menyukai wanita lain,, mencoba menjadikanku hanya cinta masa lalu,, kamu tidak lagi menyayangiku,, dan yang paling bisa buatku sedikit tenang adalah semoga kamu memang hanya sedang sibuk menyelesaikan tugas akhirmu (skripsi), bukan karena kau terjebak cinta dengan wanita lain.
Entahlah,, euforia tahun baru itu tak lantas mebuat hatiku riang.. Ada kegalauan yang buatku merasa tak nyaman,, di tengah ramainya pendopo Serang,, aku malah berpikir untuk mengirimimu puisi ungkapan hati via sms,, Ini adalah puisi yang ku kirimkan di tengah kegalauan yang menghimpit hatiku,, sebenarnya dengan puisi ini aku mengharapkan kamu membalasnya dengan kata yang sama indahnya dan tentunya bisa buat hatiku tak segalau ini.
Aku tak pernah tahu
Aku tak pernah tahu,,
Kenapa hingga kini kau masih cukup berarti untuk hidupku
Ada rasa yang berbeda ketika ku mengingatmu
Tak sama dengan ketika ku mengingat yang lain
Aku bahkan tak pernah tahu,,
kenapa Tuhan s’lalu hadirkan bayangmu di pikiranku
Aku tak pernah sekalipun berusaha tuk mengingatmu,,
Tapi sepertinya Tuhan tahu bahwa kau masih dihatiku
Rasa ini tak ubahnya rembulan yang selalu nampak bersinar,,
Indah,, dan mempesona..
Aku tak pernah mampu tuk meninggalkanmu jauh dari pikiranku,,
Sepertinya aku mulai mencintaimu kembali..
Percayalah,,
Aku mencintaimu dengan hati
Dengan hati yang tak bisa ku sematkan pada lelaki selainmu
Dan aku menyayangimu dengan nada
Dengan nada yang tak bisa ku harmonikan pada yang lain,,,
Pernah kucoba tuk lupakanmu,,
Melempar bayangmu hingga langit ke tujuh,,
Tapi nyatanya,, aku tak pernah mampu untuk tak mengingatmu..
Entah,,
Sepertinya kau masih berkarat untuk hatiku..
Aku tak pernah tahu,,
Kenapa hingga kini kau masih cukup berarti untuk hidupku
Ada rasa yang berbeda ketika ku mengingatmu
Tak sama dengan ketika ku mengingat yang lain
Aku bahkan tak pernah tahu,,
kenapa Tuhan s’lalu hadirkan bayangmu di pikiranku
Aku tak pernah sekalipun berusaha tuk mengingatmu,,
Tapi sepertinya Tuhan tahu bahwa kau masih dihatiku
Rasa ini tak ubahnya rembulan yang selalu nampak bersinar,,
Indah,, dan mempesona..
Aku tak pernah mampu tuk meninggalkanmu jauh dari pikiranku,,
Sepertinya aku mulai mencintaimu kembali..
Percayalah,,
Aku mencintaimu dengan hati
Dengan hati yang tak bisa ku sematkan pada lelaki selainmu
Dan aku menyayangimu dengan nada
Dengan nada yang tak bisa ku harmonikan pada yang lain,,,
Pernah kucoba tuk lupakanmu,,
Melempar bayangmu hingga langit ke tujuh,,
Tapi nyatanya,, aku tak pernah mampu untuk tak mengingatmu..
Entah,,
Sepertinya kau masih berkarat untuk hatiku..
Ting-ting-ting (tanda pesan masuk),, itu pertanda bahwa sms yang ku kirim telah sampai ke ponselnya dan mungkin sedang dibaca.
“Allhamdulillah puisiku telah sampai ke ponselnya,, semoga akan ada balasan yang nantinya tak membuat ku kecewa,, ucapku dalam hati”.
Bermenit-menit ku tunggu,, dan sekarang menit tak lagi sebagai menit,, aku menunggunya hingga berjam-jam.
“huuuuffffttthh,,, sepertinya memang benar aku tak lagi berarti buatmu,, mungkin memang kamu sedang terjebak dengan cinta yang lain,, ucapku lirih mencoba menerima kenyataan”.
Aku berusaha menguatkan diriku sendiri atas rasa kecewa yang kini tak lagi klise.
”yahhhh,,, sepertinya aku memang harus benar-benar melupakanmu,, melempar bayangnya jauh-jauh hingga langit ke tujuh,, ucapku lirih seolah tertusuk sembilu”.
Aku memang tak tahu,, adam dari sisi mana yang akan Tuhan pilihkan untukku..
Seperti apa,, dan bagaimana ia,, tak ada yang tahu untuk masa depan.. Mungkin benar kau memang hanya ada di masa laluku.. Jika memang Tuhan tak takdirkan kita bersama, setidaknya aku pernah melewati 100 hari bahagia bersamamu dan jika Tuhan akan menghapusmu dari ingatanku,, itu karena Tuhan akan menggantikanmu dengan adam yang lebih baik..
Ikrarku,, akan ku coba tuk tinggalkanmu dalam masa laluku, tak banyak yang bisa ku lakukan.
Tapi pastilah akan ku coba,, seindah apapun dulu kamu dimataku semoga kamu juga akan nampak indah dimata wanita selainku.
Ku akui,, salah itu memang ada padaku,, kalau saja aku tak pernah melakukan hal bodoh yang mungkin melukai perasaanmu, mungkin hingga kini kita masih berdua,, berdua membangun istana cinta di hati kita.. Tapi biarkanlah,, biarkan itu hanya menjadi kenangan di masa lalu..
Jujur,, hingga kini sayang itu memang masih ada untukmu,, tapi akan ku coba relakan rasa itu pupus bersama sang waktu.. Aku yakin,, Tuhan t’lah miliki rencana yang indah untukku,, dan barangkali untukmu....
Lagi-lagi aku harus katakan ini pada cinta yang tak lagi bersahabat,, “AKU AKAN MENCOBA UNTUK MENINGGALKANMU DALAM MASA LALUKU”...
Aku teramat yakin bahwa Tuhan tidak akan mengambil sesuatupun dari makhluknya, kecuali Dia akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik..
*****
0 komentar:
Post a Comment